Selamat Datang di Situs ISBDS Cipta Sejati Cabang Sumenep - Sekretariat : Jln. Pelabuhan Gersik Putih Barat HP : 085 232 435 621 - 087 850 111 728"

Cari Blog Ini

Keluarga Besar ISBDS CIPTA SEJATI Cabang Sumenep Insya Allah akan mengadakan acara Pembukaan Pusat Daya (PPD) & Kenaikan Tingkat, Kamis & Jum'at 24 & 25 Maret 2016 "

Kamis, 16 Juli 2009

Do’a


Do’a adalah sebuah perintah Allah SWT, oleh karena itu do’a merupakan sebuah ibadah.

Allah memerintahkan hambaNya berdo’a dengan agar menjadi jelas kedudukan Allah dan hambaNYa.

Dengan berdo’a, maka akan terlihat jelas bahwa :

1. Menunjukkan kefaqiran ( selalu kekurangan dan membutuhkan Allah ) dan kelemahan hamba

2. Menunjukkan sifat Maha Kaya Allah ( tidak butuh pada makhluq ) dan sifat Ash shomad ( Allah tempat bergantung segala sesuatu )

Jika berdo’a merupakan perintah dan sebuah sarana ibadah, maka kita harus mengikuti syarat utama beribadah yaitu :

  1. Menghadapkan wajah hati ini kepada Allah / tawajjuh ilallah
  2. Ikhlash karena Allah ( tanpa meminta, menuntut imbalan apapun baik dunia maupun akhirat ).

Jadi sebuah do’a dilakukan tidak berdasarkan atas keinginan kita atau dorongan kemauan kita sendiri, tapi sebuah do’a dilakukan atas dasar hanya untuk beribadah kepada Allah Swt.

Dengan pengertian sebagai berikut :

  • Do’a dilakukan mengikuti ketentuan syariat ( termasuk ‘adab berdo’a ) yaitu : dalam keadaan suci jasmani, mengangkat kedua tangan, merendahkan suara dengan lembut, menghadap ke kiblat ( jasmani kita )
  • Menghadapkan hati kepada Allah dengan sebenar – benar menghadap, hatinya berpasrah total / tawakal kepada Allah, bahwa kita tidak memilih / berdo’a atas dasar keinginan kita ( karena manusia itu makhluq faqir dan lemah ) sehingga tidak mengetahui apa yang baik bagi dirinya.
  • Menganggap baik semua yang datang dari Allah, semua pilihan Allah atas diri kita, ridha menerimanya dengan senang hati

Allah berfirman :

Waqaala rabbukum, ud’uuni astajib lakum

Artinya: “Dan berfirman Tuhanmu “Memohonlah (mendoalah) kepada-Ku, Aku pasti perkenankan permohonan (doa) mu itu.” (Surah Al-Mu’min, ayat 60 )

Hadits nabi SAW :

Diriwayatkan dari Abû Dâud dan Al-Turmudzî

Ad du’aa u ‘ibadah

Artinya do’a itu ibadah

Adab berdo’a dengan merendahkan diri dan halus

Surat Al-A’râf ayat 55-56

Artinya: “Mohonlah (berdoalah) kamu kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan cara halus, bahwasannya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas; dan janganlah kamu berbuat kebinasaan di bumi (masyarakat) setelah la baik; dan mohonlah (berdoalah) kamu kepada Allah dengan rasa takut dan loba (sangat mengharap); bahwasannya rahmat Allah itu sangat dekat kepada orang-orang, yang ihsan (Iman kepada Allah dan berbuat kebajikan).”

Do’a yang baik

Surah Al-A’râf, ayat 180:

Artinya: “Dan Allah mempunyai nama-nama yang sangat indah (Al-Asmâ’u al-Husnâ), maka memohonlah kamu kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama itu.”

Hadits Nabi

Afdlolu dzikri laa ilaha illallah afdlolu du’a u alhamdulillah

Dzikir paling afdol adalah laa ilaha illallah do’a paling afdol adalah alhamdulillah.

Kalu kita mencermati sabda Nabi SAW

Maka do’a paling afdol adalah alhamdulillah yang berarti bersyukur kepada Allah, memuji Allah atas ni’mat yang kita peroleh.

Hal ini diperkuat dengan dalil al qur’an

Surah ibrahim 7

Laa insyakartum la aziidannakum wa laa inkafartum inna adzabi lasyadiid

( siapa yang bersyukur kepadaKu, maka Aku tambah nikmatKu atasnya, dan siapa mengingkari ni’matKu, maka sesungguhnya adzabKu sangat pedih ).

Nabi SAW menganjurkan kita untuk menjadi hamba yang bersyukur melalui do’a atas dasar ibadah, bukan menganjurkan orang agar selalu menuntut / meminta kepada Allah dengan do’anya dan tidak tahu berterima kasih.

Maka do’a adalah sarana ibadah untuk bersyukur kepada Allah,

bukan sarana untuk menuntut permintaan dari Allah.

Maka do’a adalah persembahan bukan penuntutan.

Syeikh Ibnu Athaillah berkata dalam kitabnya al hikam

Sebaik – baik do’a adalah apa yang dituntut Allah atasmu. Bukan apa yang kau tuntut atasNya.

Yaitu sebenar – benarnya penghambaan kepadaNya.

Berkata lagi beliau :

Permintaanmu daripadaNya adalah satu tuduhan bagiNya.

Dan permintaanmu bagiNya (yakni engkau memintaNya untuk

dirimu) adalah satu keghaiban bagimu (yakni kerana engkau telah

merasa ghaib) daripadaNya.

Dan permintaanmu bagi [sesuatu] yang selainNya adalah

kerana sedikitnya rasa malumu kepadaNya.

Dan permintaanmu daripada yang selainNya adalah kerana

wujudnya kejauhanmu daripadaNya.

Sedangkan Syeikh Abdul qadir Al jilani berkata:

Jika engkau mengenal Allah dengan benar dan ‘arif maka pemberianNya akan mencegahmu untuk selalu meminta kepadaNya

Barang siapa yang berdo’a kepada Allah tanpa mengetahui ilmunya maka niscaya dia akan bertambah jauh dari Allah bukan bertambah dekat. Dan akan merasa kecewa terhadap dirinya dan pada Allah jika do’anya tak kunjung terkabul.

Seseorang yang berdo’a dengan mengetahui ilmunya, maka tidak akan pernah merasa khawatir do’anya tidak dikabulkan, tidak akan pernah merasa kecewa kalua permintaannya tidak kunjung dikabulkan oleh Allah, karena dia telah bertawakal dan memasrahkan segala pilihan dan keinginannya sesuai kehendak Allah, bukan berdasarkan keinginan dan pilihannya sendiri.

Allah mengabulkan do’a atas apa yang dipilihNya bukan atas apa yang engkau pilih, berdasarkan waktu yang ditentukanNya bukan berdasarkan waktu yang kau inginkan.

Sesungguhnya manusia mempunyai kehendak ( nisbi ) , Allah juga mempunyai kehendak, dan yang pasti terwujud adalah kehendakNya / iradahNya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar